Jangan terkejut pada kenyataan bahwa aku berbicara padamu.
Selama bertahun-tahun aku menelusuri sosokmu melalui kebersamaan kita dan juga keseharianmu, mencari-cari gambaran dirimu.
Kamu sungguh-sungguh ada dan selalu tampak malu-malu, tersipu, dan hanya saling menatap seolah-olah sedang mencari maaf. Kamu tidak pernah tampak mengangkat kepalanya, berdiri tegak, dan berhadapan. Hanya kalimat-kalimat seperlunya yang terucap dari bibir mungilmu. Hanya dalam sebuah buku murahan aku mengungkapkan semuanya dan juga sebagian di blog sederhana aku menuliskannya.
Aku gemetar karena merasa senang, saat kupikirkan beberapa tahun dari sekarang bukuku yang sudah berusia puluhan tahun. Hampir semua berkisah tentang sebuah nama, kamu! Barangkali suatu hari, seseorang yang entah berantah asalnya akan mendengarkan kisahku.
Bukankan ini kebohongan di balik keinginan untuk dicantumkan di dalam halaman-halaman buku dan blog pribadi? Bukankah demi kesenangan seperti ini aku menuliskannya? Menuliskan sendiri sejarahku?
Ketika aku merasakan gairah semacam ini, seperti seorang lelaki misterius dengan sebelah mata menjalani kehidupan di dalam buku dan tulisan. Dan sebelah mata lainnya mengamati sosok yang dia kagumi dari waktu dan tempat yang tidak terlalu jauh.
Aku adalah seorang lelaki yang tidak gaul sama sekali. Dan amat menyenangkan bagiku menyadari bahwa diriku juga kau sukai. Jika aku terkadang sedang kebetulan menceritakan satu dua kebohongan, maka kamu tidak akan menyimpulkan satu hal yang salah tentang aku.
Aku masih di sini dengan perasaan yang sama terhadapmu.
Makassar, 20 Oktober 2015