Saat aku mengamati dia berjalan di depanku, entah bagaimana, akun tahu dengan pasti bahwa tidak satu pun di antara semua itu yang akan terjadi.
Semua hanya ilusi.
Sekadar melihatnya lebih nyata dariku. Ini terjadi pada kami; sebagai sikap terlalu logis, aku memanjakan khayalan selama berminggu-minggu dan akhirnya bertahun-tahun.
Pada suatu hari ketika aku melihat sesuatu, sebuah wajah merah merona dengan senyum yang manis, seperangkat pakaian, seseorang yang berbahagia, dan tiba-tiba saja tersadar bahwa mimpiku tidak akan menjadi kenyataan.
Oleh karena itu, aku paham bahwa seorang yang baik tidak akan diizinkan bersamaku, atau bahwa aku tidak akan pernah mencapai keadaan seperti itu seumur hidup.
Makassar, 15 Februari 2016