Tiba-tiba saja aku merasa begitu berjarak dan terasing darinya, perasaan yang tidak membuatku heran jika aku adalah seperti gumpalan awan yang sedang dipandanginya.
“Hei, kau sudah datang rupanya.” dia berbasa-basi menyapaku saat baru saja tiba. Aku duduk di pojok ruangan, sok sibuk dengan buku catatan di tangan dan laptop di hadapan, berpura-pura tak melihat dia sebelumnya.
Aku merasa malu, bukan karena caranya menyapaku seperti itu, melainkan karena aku tidak bisa memandangi matanya sebagaimana yang pernah kulakukan. Aku menutupi rasa malu dalam diriku dan berusaha menekan perasaanku yang tidak menentu entah apa ini namanya.
“Em iya, kau terlambat sekali datang,…” balasku seperti orang kehabisan kata-kata, tanggapan macam apa itu?!! Konyol sekali!
Sekilas kulihat dia senyum. Aku bahagia melihatnya, seakan-akan semuanya berlangsung sesuai harapan.
PKP Unhas, 24/06/16