Sebuah kisah bernama kenangan

Sahabat Alumni IPA MADAS 12 (edit foto oleh: Saraswati Syam)

“Sahabat” terlalu banyak kata yang menggambarkan sosoknya. Sederhana memang, tapi cerita yang mengalun di baliknya tidak sesederhana pengucapan “kata”nya. Tangis, tawa, mengalir menghiasi tiap dinding kisah, yang membawa kita pada satu waktu bernama “kenangan”. Mmhh…. iyaaah.. kenangan! 

Seberapa pun harta kekayaan seseorang, seberapa pun berkuasanya seseorang, tetap saja di dunia ini tidak akan ada yang mampu membeli “kenangan” agar bisa kembali ke masa itu. Ibarat sebuah film, hidup ini tertata rapih-sempurna… ada pelakon dan ada yang mengatur. Tuhan? Sutradara? Kita, Pemainnya! Dan setiap scene-scene cerita, take di tempat penuh kenangan itu-MADAS Patalassang. 

Maniskan? Begitulah para penulis skenario mengatakannya. Meski setiap orang punya kenangan tersendiri, tak banyak dari mereka yang mampu memulangkan kenangan itu kedalam hati, menjaga dan meng-kekal-kan kenangan itu dalam ingatan mereka. Banyak dari mereka yang membiarkan “kenangan” rusak dimakan rayap zaman, rusak karena iming-iming yang lebih indah di masa depan. Tapi untuk kalian, kenangan kita adalah cerita yang akan kutuliskan dalam lembar-lembar yang akan kubaca setiap rindu menusuk hati tanpa ampun. Entah kapan rindu dapat membawa kita pada sebuah pertemuan dan mengulang “kenangan” itu kawan. 

Saat ini, “kita” memang berjarak tapi setidaknya kita masih bisa saling menguatkan lewat doa. 

Anw, bagaimana kabar kalian? Disana kalian baik-baik saja bukan? Terima kasih buat kalian. terima kasih juga buat MADAS -sekolah tercinta kita-, mendung dan cerah telah kurasakan di sana. 

Waktu memang terus berputar, tapi jiwa dan harapan kita masih terpatri pada satu titik. bertransformasi menjadi sebuah kenangan.

“kalian” dan “aku” kapan menjadi “kita” …… Lagi? 

Unhas, 19 Februari 2014

Tinggalkan komentar