Setelah lima belas tahun

 
Setelah lima belas tahun, akhirnya memberanikan diri juga memulai pembicaraan.
Meski topiknya sama sekali tidak jelas.
Basa-basinya bahkan tidak keren.
Hanya menanyakan kabar, itu saja.
Terakhir kali berbicara melalui telepon adalah tiga tahun yang lalu, itu pun karena dijebak kakakku.
 
Aku mohon maaf, Ayah.
Bukan berarti aku lupa diri, hanya terbiasa dibiarkan tegar sendirian.
 
Jum’at cerah yang berkah,
Makassar, 29 Januari 2016

Tinggalkan komentar